Limasan adalah salah satu rumah adat di jawa. Orang Jawa membuat rumah dengan kesadaran penuh terhadap kegunaan masing-masing pembentuk rumah tersebut, mulai dari pondasi hingga
struktural penutup rumahnya. Mereka memberikan arti berdasarkan fungsi
kegunaan benda-benda tersebut sebagai bagian dari rumah. Mulai dari
pemilihan bahan hingga nama-nama setiap materialnya, mempunyai arti
yang sakral dan sangat jujur terhadap fungsi-fungsi kebaikan untuk
kehidupan manusia.
Rumah Limasan memiliki sistim struktur knockdown yang sangat
simple, sehingga sistim struktur tersebut masih dipakai sampai saat ini.
Sambungan-sambungan kayu di perkuat dengan sistim sundhuk,
sehingga kelenturan daya elastisitas material kayu dapat memberikan
gerakan-gerakan tertentu, yang dapat meredam getaran atau goncangan
akibat dari pergeseran tanah atau gempa bumi. Hal ini dimungkinkan,
karena mereka belajar dari nenek moyang terdahulu yang sudah merasakan
bahaya gempa bumi terhadap bangunan. Pembelajaran sistim sederhana ini
harus dilestarikan sebagai nilai sejarah dan nilai estetika struktur
harus dikembangkan sebagai sistim-sistim yang lebih modern.
Rumah limasan biasanya terbuat dari Kayu Jati pilihan yang sudah benar-benar tua, sehingga serat kayu yang halus dan kuat dari unsur kayu jati ini dapat bertahan hingga ratusan tahun. Selain Kayu Jati, orang jawa biasa juga menggunakan Kayu Nangka, Akasia maupun Sonokeling sebagai konstruksi utama rumah limasan ini.
Rumah Limasan asli peninggalan nenek moyang ini mungkin sekarang sudah jarang ditemui. Namun kita perlu melestarikan agar generasi penerus anak cucu kita kelak tidak kehilangan arah dan mengerti dari mana kita dahulu berasal.
No comments:
Post a Comment